Aku tahu seberapa besar cintamu, namun ku sudah menikmatinya di setiap detak detik masa yang terlewati..
Aku tahu sedalam apakah rasamu padaku, namun ku sudah meresapinya tiap tetes di lubuk hati terdalam..
Aku tahu sejauh mana rindu yang kau punya untukku, namun ku sudah menyelaminya disetiap helak nafas..
Memang tak terlalu jauh,, tapi aku rela.
Jika suatu saat pisau yang kau tancapkan tepat menusuk dada kiriku,, AKU RELA!!!
Wednesday, 8 June 2011
Sunday, 1 May 2011
Tuesday, 5 April 2011
Surga di Bulan April 2
Pernah dengar ungkapan kalo cinta gak kenal yang namanya bilangan umur, status orang, suku, ras, ataupun negara. Aku meyakini hal itu, terutama ketika aku melihat puluhan pasangan yang terjalin bukan karna alasan itu,,,, tapi karna alasan perasaan.
Surga di Bulan April
Pernah lihat pelangi?
Spektrum yang terjadi karna pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air ini tak mampu menyamai senyummu,, seperti senja, seperti bintang, seperti puisi, seperti lazuardi, seperti aurora borealis, seperti sinar, seperti swiss, seperti langit, seperti udara, seperti embun pagi, seperti bunga crocus, seperti setia, sepertinya sudah kelu lidah ini mengira hal apa atau seperti apa- memilih sesuatu yang pantas untuk dinyatakan seperti dirimu, menyatakan betapa indahnya dirimu. Sampai sejauh ini belum ada yang membuatku terpesona> se-terpesona diriku padamu.
Terlalu jauh gerbong-gerbong perasaan ini berkhayal tentangmu. Entah sementara atau permanent perasaan ini ada. Tapi yang pasti bukan hanya sekedar buaian belaka atau hanya sekedar buih di pasir yang hilang begitu cepat tak berbekas. Aku sadar bahwa hal ini nyata. Senyata revolusi dan rotasi yang dilakukan oleh bumi.
Aku sudah memperhitungkan dengan teliti, menimbang dengan seksama, mengingat dengan sungguh, bahwa rasa ini benar-benar harus diucapkan. Bukan untuk mempermainkan, bukan untuk sekedar menggoda, bukan hanya mencoba-coba. Lebih dari sekedar itu, aku berharap untuk diperhitungkan.
Aku tidak bisa berjanji seperti para penyair ketika jatuh cinta untuk meyakinkanmu, aku juga tak berani bersumpah untuk selalu menemani ragamu. Aku hanya akan berusaha untuk memberikanmu kebahagiaan, menemanimu mewujudkan impianmu, hadir dikala kau sedih, memberikan senyuman dikala kau bahagia dan menyetiakanmu seperti setianya Kanjeng Nabi pada Siti Khotijah.
Ini adalah spekulasi sebuah rasa, jika kau menyambutnya maka musnah sudah kesepian yang selama ini menderaku. Dan seandainya kau hanya mengacuhkannya maka kesepian ini harus tetap ku jalani sambil menunggu bidadari penyelamatku datang walau aku berharap bidadari itu adalah dirimu.
Jangan takut, jangan marah, jangan bingung, Putuskanlah, aku akan menanti jawabannya. Ingat ini baik-baik “seandainya kau tidak mengharapkan diri ini sebagai pemilik hatimu, aku akan bersikap sama seperti sebelum ku katakan rasa hati ini padamu”. I’m promise. Aku tidak ingin dikasihani, aku ingin cinta. Jika tidak ada cinta jangan pernah katakan ada padaku.
Spektrum yang terjadi karna pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air ini tak mampu menyamai senyummu,, seperti senja, seperti bintang, seperti puisi, seperti lazuardi, seperti aurora borealis, seperti sinar, seperti swiss, seperti langit, seperti udara, seperti embun pagi, seperti bunga crocus, seperti setia, sepertinya sudah kelu lidah ini mengira hal apa atau seperti apa- memilih sesuatu yang pantas untuk dinyatakan seperti dirimu, menyatakan betapa indahnya dirimu. Sampai sejauh ini belum ada yang membuatku terpesona> se-terpesona diriku padamu.
Terlalu jauh gerbong-gerbong perasaan ini berkhayal tentangmu. Entah sementara atau permanent perasaan ini ada. Tapi yang pasti bukan hanya sekedar buaian belaka atau hanya sekedar buih di pasir yang hilang begitu cepat tak berbekas. Aku sadar bahwa hal ini nyata. Senyata revolusi dan rotasi yang dilakukan oleh bumi.
Aku sudah memperhitungkan dengan teliti, menimbang dengan seksama, mengingat dengan sungguh, bahwa rasa ini benar-benar harus diucapkan. Bukan untuk mempermainkan, bukan untuk sekedar menggoda, bukan hanya mencoba-coba. Lebih dari sekedar itu, aku berharap untuk diperhitungkan.
Aku tidak bisa berjanji seperti para penyair ketika jatuh cinta untuk meyakinkanmu, aku juga tak berani bersumpah untuk selalu menemani ragamu. Aku hanya akan berusaha untuk memberikanmu kebahagiaan, menemanimu mewujudkan impianmu, hadir dikala kau sedih, memberikan senyuman dikala kau bahagia dan menyetiakanmu seperti setianya Kanjeng Nabi pada Siti Khotijah.
Ini adalah spekulasi sebuah rasa, jika kau menyambutnya maka musnah sudah kesepian yang selama ini menderaku. Dan seandainya kau hanya mengacuhkannya maka kesepian ini harus tetap ku jalani sambil menunggu bidadari penyelamatku datang walau aku berharap bidadari itu adalah dirimu.
Jangan takut, jangan marah, jangan bingung, Putuskanlah, aku akan menanti jawabannya. Ingat ini baik-baik “seandainya kau tidak mengharapkan diri ini sebagai pemilik hatimu, aku akan bersikap sama seperti sebelum ku katakan rasa hati ini padamu”. I’m promise. Aku tidak ingin dikasihani, aku ingin cinta. Jika tidak ada cinta jangan pernah katakan ada padaku.
by lunorfiS
Saturday, 10 July 2010
PsychoTherapy
Lakon
PsychoTherapy
Karya Achmad Sifronul Wildan S.Pd.I
SINOPSIS
KETIGA MALAIKAT BERBADA PENDAPAT TENTANG MENYERAH ATAU TIDAKNYA MEREKA DENGAN TUGAS MEREKA SEBAGAI PEMBISIK KEBAIKAN BAGI PARA MANUSIA. AKHIRNYA MEREKA SEPAKAT UNTUK TIDAK MENYERAH DAN MELAWAN PARA SETAN YANG SELAMA INI TELAH MENGUASAI PARA MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT. SEDANGKAN PARA SETAN SEDANG BERADA DI DAERAH KEKUASAANNYA. SETELAH PARA MALIKAT BERTEMU PARA SETAN TERJADILAH PERTEMPURAN YANG DIMENANGKAN OLEH SETAN.
PsychoTherapy
Karya Achmad Sifronul Wildan S.Pd.I
SINOPSIS
KETIGA MALAIKAT BERBADA PENDAPAT TENTANG MENYERAH ATAU TIDAKNYA MEREKA DENGAN TUGAS MEREKA SEBAGAI PEMBISIK KEBAIKAN BAGI PARA MANUSIA. AKHIRNYA MEREKA SEPAKAT UNTUK TIDAK MENYERAH DAN MELAWAN PARA SETAN YANG SELAMA INI TELAH MENGUASAI PARA MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT. SEDANGKAN PARA SETAN SEDANG BERADA DI DAERAH KEKUASAANNYA. SETELAH PARA MALIKAT BERTEMU PARA SETAN TERJADILAH PERTEMPURAN YANG DIMENANGKAN OLEH SETAN.
Friday, 18 June 2010
Teater ASW
AENG
Putu Wijaya
IA BERBARING DI LANTAI DENGAN KAKI NAIK KE KURSI. DI MEJA KECIL, DEKAT KURSI, ADA BOTOL BIR KOSONG SEDANG DI LANTAI ADA PIRING SENG. MUKANYA DITANGKUP TOPI KAIN. DI KAMAR SEBELAH TERDENGAR SESEORANG MEMUKUL DINDING BERKALI-KALI
Subscribe to:
Posts (Atom)