Lakon
PsychoTherapy
Karya Achmad Sifronul Wildan S.Pd.I
SINOPSIS
KETIGA MALAIKAT BERBADA PENDAPAT TENTANG MENYERAH ATAU TIDAKNYA MEREKA DENGAN TUGAS MEREKA SEBAGAI PEMBISIK KEBAIKAN BAGI PARA MANUSIA. AKHIRNYA MEREKA SEPAKAT UNTUK TIDAK MENYERAH DAN MELAWAN PARA SETAN YANG SELAMA INI TELAH MENGUASAI PARA MANUSIA UNTUK BERBUAT JAHAT. SEDANGKAN PARA SETAN SEDANG BERADA DI DAERAH KEKUASAANNYA. SETELAH PARA MALIKAT BERTEMU PARA SETAN TERJADILAH PERTEMPURAN YANG DIMENANGKAN OLEH SETAN.
PROLOG PEMENTASAN
NARATOR MEMBACAKAN SINOPSIS DAN PEMERAN DARI BELAKANG LAYAR. SEMENTARA DI PANGGUNG, TERDAPAT SEBUAH BANGKU DAN SELEMBAR KAIN PUTIH PENUH SILUET KETIGA SETAN. KETIGA PEMERAN BATU, POHON DAN LAMPU BERJALAN KESANA-KEMARI DAN KEMUDIAN BERADA PADA POSISINYA MASING-MASING.
KARAKTER
MALAIKAT 1 Mudah putus asa dan menyerah juga penakut.
MALAIKAT 2 Sama dengan Malaikat 1
MALAIKAT 3 Pantang menyerah, lebih cerdas dan tidak penakut.
SETAN 1 Kejam, sadis dan suka tertawa.
SETAN 2 Sama dengan Setan 1.
SETAN 3 Lebih cerdas, kritis tapi pembangkang.
LATAR TAMAN SETAN.
WAKTU MALAM SAAT PARA SETAN BERKUMPUL.
ADEGAN I
MULA-MULA KEADAAN TENANG, KEMUDIAN SELANG BEBERAPA SAAT ANGIN BESERTA HUJAN BADAI MEMPORAK-PORANDAKAN KEADAAN. SUARA PETIR DAN SUARA KEJAHATAN-KEJAHATAN DUNIA MENJADI SATU. KETIGA MALAIKAT TERKOYAK, MENYESAL, BUNGKAM, TEROMBANG-AMBING DALAM KEADAAN LEMAH TAK BERDAYA.
ADEGAN II
MALAIKAT 1 DAN MALAIKAT 2 BERLUTUT SEDANGKAN MALAIKAT 3 BERDIRI. KETIGANYA NAMPAK GELISAH DAN PENUH PERTANYAAN
Malaikat 1
Tuhan, apa yang telah menjadi takdirmu saat ini, masa ini...
Malaikat 2
Apakah aku benar-benar telah kau takdirkan untuk gagal?
Malaikat 1
Tuhan…
Malaikat 3
Tuhaaan………..
Malaikat 1
(MALAIKAT 1 DAN MALAIKAT 2 BERDIRI) Aku telah gagal…
Aku telah kalah…
Malaikat 2
Aku juga… Seandainya kau perbolehkan aku untuk menyerah saja pada mereka dan membiarkan mereka, para manusia untuk menentukan nasibnya sendiri dan menjalani takdir-Mu tanpa bisa merubahnya.
Malaikat 1
Mungkin benar, kita seharusnya benar-benar berhenti. Pensiun dari tugas kita. Kita sudah terlalu tua untuk bumi ini.
Malaikat 3
Tidak….. Tidak… Kita tidak boleh berhenti begitu saja, bagaimana dengan nasib para manusia nantinya. Mereka akan semakin tersesat, tersesat semakin dalam. Kita tidak bisa putus asa. Yang bisa putus asa hanya para manusia. Kita harus tetap teguh menemani mereka. Sampai Tuhan benar-benar telah memutuskan hari dimana mereka semua dihancurkan.
Malaikat 1
Bagaimana kalau kita hanya berdiam diri saja melihat mereka sampai hari itu.
Malaikat 2
Rasanya mulutku sudah kaku untuk selalu membisiki mereka. Rasanya usahaku sia-sia untuk selalu menemani mereka untuk menjadikan mereka bijak. Kurasa kita benar-benar perlu istirahat atau bahkan mengundurkan diri dari tugas ini.
Malaikat 3
Mengertilah… apakah kau lupa? Kenapa kita harus merasakan? Bukankah kita diciptakan juga tanpa sifat lelah. Kenapa kita harus lelah? Kita hanya perlu menjalankan tugas ini. Tugas yang sudah semestinya kita emban. Tugas yang tidak pernah terbantahkan.
Malaikat 1
Ketika kita terus saja menemani mereka tanpa ada hasilnya, sama saja seperti tanpa adanya kita. Lebih baik kita menyerah saja. Mana mungkin melakukan sesuatu yang begitu lama tanpa ada hasilnya kita bisa betah?
Malaikat 2
Kita tidak mungkin bisa betah?
Malaikat 3
Sudah.. Sudah… Sudah cukup. Sudah cukup kau membicarakan sifat-sifat manusia yang ada dalam dirimu. Aku sadar bahwa semua yang kau bicarakan tadi adalah sebuah pengaruh. Mungkin karna seringnya kita menemani manusia sehingga seolah-olah semua sifat-sifat manusia itu membuatmu terkontaminasi.
Malaikat 1
Bagaimana kita bertahan?
Malaikat 3
Kurang sigapnya kita dalam bertugaslah yang membuat kita selalu kalah cepat dengan para Setan-Setan jahat itu. (SAMBIL MENUNJUKKAN JARINYA KE DAGU) Ya… ya… benar, mungkin kita kalah strategi dari mereka.
Malaikat 2
Bisa jadi… (SAMBIL MENGGENGGAM TANGAN KANANNYA DAN MENARUH TELUNJUKNYA DI KENING)
Malaikat 3
Kita harus punya jurus ampuh. Jurus ampuh untuk menaklukkan mereka. Karna menaklukkan mereka bukan perkara yang mudah.
Malaikat 1
Aku setuju…
Malaikat 2
Atau… kita lawan saja mereka..
Malaikat 1
Aku setuju…
Malaikat 2
Kita datangi mereka dan tikam mereka…
Malaikat 1
Bukankah itu hal yang rumit?
Malaikat 3
Tidak… Itu bukanlah hal yang rumit. Itu bisa dilakukan. Untuk menjaga reputasi kita sebagai pembisik-pembisik yang handal untuk mempengaruhi manusia berbuat baik.
ADEGAN III
BANGKU DAN KETIGA PEMERAN BATU, POHON DAN LAMPU BERUBAH POSISINYA MASING-MASING.
Setan 1
Hebat…
Setan 2
Aku telah berhasil. Sukses dan menjadi hebat…
Setan 3
Apa yang kau katakan?
Setan 1
Aku telah berhasil mempengaruhi manusia untuk berbuat kejahatan, untuk menuruti hawa nafsunya, untuk mengikuti kemauanku, dan menjadikanku teman mereka.
Setan 2
Raja iblis pasti bangga dengan usaha kita. Karna sudah menjaring ribuan, jutaan, bahkan milyaran manusia untuk bergabung dengan kita nanti di Neraka.
Setan 3
Kenapa aku merasa kita belum cukup berhasil???
Setan 1
Apa yang kau katakan?
Setan 3
Bagaimana kau mengatakan bahwa kita telah berhasil?
Setan 1
Oh… jadi kamu kamu belum merasa kehebatan kita… (TERTAWA) Kau masih ingat si Marni? Dengan begitu cerdiknya aku membuatnya lupa mengunci pintu kamarnya. Sehingga, juragan Kardono dengan mudahnya menyelinap masuk ke kamar Marni dan memaksa marni melayani nafsu juragan bejat itu.
Setan 2
Benar… aku masih mengingatnya. Saat juragan itu mengancam untuk memecat marni kalau saja Marni tidak mau melayaninya. Kita yang membisiki Marni bahwa pekerjaannya menjadi pembantu pada juragan bejat itu merupakan satu-satunya pekerjaan penopang hidup keluarganya. Dan akhirnya si marni menuruti ajakan juragan bejat itu. (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA)
Setan 3
Bukankah kunci kamar Marni memang sudah hilang 2 hari sebelumnya. Dan Marni juga sudah di takdirkan mempunyai libido yang tinggi. Dia pernah menikah 2 kali, itu disebabkan karna suami pertamanya sering sakit-sakitan dan anunya kecil. Jadi bukan karna kalian…
Setan 1
Oh…5x Jadi kau berpikir seperti itu? Belum percaya dengan kehebatan kita? (TERTAWA) Kau masih ingat dengan Udin? Udin yang kita bisiki untuk terus menenggak botol demi botol miras sehingga akhirnya dia mabuk dan mengacau di pasar.
Setan 2
Ya… benar… dia benar-benar terpengaruh ketika kita katakan bahwa miras itu sudah tradisi, bukan dosa bukan anak muda kalau belum pernah merasakan miras. Dan kemudian setelah mendengar bisikan kita tanpa tanggung-tanggung udin menenggak botol itu berulang-ulang. Kalau bukan kita siapa yang bisa melakukan itu? (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA)
Setan 3
Itu karna si udinnya saja yang malu karna terdesak dengan ajakan-ajakan temannya.
Setan 1
Apa…?
Setan 2
Kau melecehkan kami?
Setan 1
Keprofesionalan kita diragukan? (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA)
Setan 2
Yang benar saja… bukankah kau sendiri yang menjadi saksi mata ketika lima pemuda itu merobek-robek pakaian Ningsih dan memperkosanya ramai-ramai di kebun singkong. Juga ketika Tonang menggorok leher ayah kandungnya sendiri, diatas tempat tidur. Pemuda-pemudi yang bercinta di semak-semak pada hari libur, obat-obatan terlarang yang kita bantu selundupkan ke negeri ini dan pejabat-pejabat pemerintah kita yang selalu memanipulasi anggaran dana pemerintah atau saat mereka menerima amplop-amplop sogokan?
Setan 1
Sudah buta matamu… Kalau bukan kita siapa yang bisa melakukan itu semua?
Setan 2
Amnesia kau…?
Setan 3
Mataku tidak buta, hanya saja aku sangka otak kalian saja yang sudah terdegradasi oleh prasangka kosong dan…
Setan 1
Diam… (MARAH) Susah payah kita tidak kau…
Setan 3
Pertimbangkan.?
Setan 1
Diam… kataku…
Setan 2
Biar saja dia bicara. Aku ingin mendengar apa yang dia mau katakan.
Setan 3
Itulah bodohnya kalian… Manusia sudah diberikan keistimewaan yang tidak terbantahkan, mereka mempunyai akal dan nafsu. Sedangkan, yang kita punya hanya nafsu, kita tidak akan bisa mempengarui mereka. Mereka tidak akan mendengar ucapan-ucapan kita. Mereka sendirilah yang akan menentukan takdir mereka.
Setan 1
Ah… bodoh…
Setan 2
Kau sudah keterlaluan. Dengan teganya kau sengaja menjatuhkan martabat kita sebagai setan.
Setan 3
Bukan… bukan… aku hanya ingin melurukan cara pandang kalian.
Setan 1
Aku sudah tidak tahan mendengar ocehanmu…
Setan 2
Kita bunuh saja dia…
Setan 3
Jangan…
Setan 1
Tidak ada ampun bagi pengkhianat dan pembangkang sepertimu…
Setan 3
Jangan…
Setan 2
Kita cincang saja dia…
Setan 1
Akan ku bunuh kau… (SAMBIL MENUSUKKAN PISAU)
Setan 3
Jangan…
Setan 1
Rasakan ini… (S1 DAN S2 TERTAWA)
Setan 1
Mati kau… (S1 DAN S2 TERTAWA)
ADEGAN IV
(MUNCUL KETIGA MALAIKAT DENGAN AGAK KETAKUTAN)
Malaikat 1
Hai kalian berdua,
Setan 1
Apa?
Setan 2
Apa yang kalian lakukan disini. Apa kalian tidak tahu ini merupakan daerah kekuasaan kami.
Malaikat 3
Kami mau membuat perhitungan dengan kalian.
Malaikat 2
Kami datang ingin menantang kalian.
Setan 1
(SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) Menantang kami katamu…? (TERTAWA LAGI)
Setan 2
Apa yang membuat kalian datang kemari kemudian berani-beraninya menantang kami. Kalian itu sudah kalah… Kenapa masih berani menantang kami?
Malaikat 1
Kami belum kalah, kami masih belum benar-benar menunjukkan kekuatan kami yang sebenarnya.
Malaikat 2
Jangan tunggu lama lagi, kita lawan saja mereka. Kita kan bertiga, sedangkan mereka berdua, kenapa mesti takut?
Malaikat 3
(MELIAHAT SETAN 3 MATI) Hai Setan… apa yang kalian lakukan sehingga teman kalian itu mati.
Setan 1
(TERTAWA) Itulah bukti dari eksistensi kami. Siapa yang berkhianat dan tidak mau ikut dengan kami. Maka ajallah yang akan ditemuinya.
Setan 2
Jika kalian kemari untuk mencari ajal kalian, maka aku akan mengantarkan kalian untuk menemuinya.
Setan 1
MEREKA AKHIRNYA BERTARUNG. SUASANA MENJADI KACAU DAN TIDAK TERKENDALI. MEREKA SALING MENGHANTAM SATU SAMA LAIN.
(SETAN 1 MENCEKIK MALAIKAT 1) Mati kau…
MALAIKAT 2 DAN MALAIKAT 3 BERTARUNG MELAWAN SETAN 1. MALAIKAT 1 MATI DIKOYAK-KOYAK SETAN 1 MENYUSUL KEMUDIAN MALAIKAT 2 MATI TERTUSUK PISAU OLEH SETAN 2.
Malaikat 3
Kalian telah membunuh kedua temanku, kalian benar-benar kejam…
Setan 1
(SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) Itu akibat dari kemauan kalian sendiri. Datang ke tempat kekuasaan kami hukumnya adalah mati. Ini merupakan akhir dari nyawa kalian.
Setan 2
Rasakan batu ini…(SAMBIL MENENDANG BATU)
Malaikat 3
(TERTIMPA BATU) Aku telah kalah… Aku telah kalah…
Setan 1
(SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) Ini merupakan puncak kejayaan kita. Hari ini adalah hari bersejarah, hari dimana kita menguasai dunia ini sampai bumi dan alam ini hancur.
Setan 2
Aku sepakat denganmu. Mulai hari ini, semua manusia akan menjadi jahat, terpelosok ke lembah hitam karna Malaikat-Malaikat itu sudah mati. Tidak ada lagi yang membisiki mereka dan menuntun mereka menjadi bijak.
Setan 1
(SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) Semua akan menemani kita di Neraka nanti… (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA LAGI)
Setan 2
Aku tidak perduli dengan kata-kata pegkhianat itu. Entah para manusia sebenarnya mendengar kita selama ini atau tidak. Atau ternyata selama ini ketika mereka melakukan kejahatan hanya karna tidak bisa menguasai hawa nafsunya, aku tidak perduli. Yang penting Malaikat-Malaikat itu sudah mati. Dan manusia akan terjerumus ke lembah nista dan menjadi perusa bumi ini demi kepuasan duniawi mereka. Dan nantinya pada akhir dunia ini, kita akan banyak teman di neraka. (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA) (SETAN 1 DAN SETAN 2 TERTAWA)…
LAMPU MEREDUP SAMPAI MATI
TAMAT
No comments:
Post a Comment